FERDINAND TOENNIES
A.
Pemikiran
Ferdinand Toennies dan Tokoh- tokoh yang mempengaruhi pemikirannya
Masyarakat
adalah karya ciptaan manusia sendiri. Hal ini ditegaskan oleh tonnies dalam
kata pembukaan bukunya. Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-
proses biologis, juga bukan mekanisme yang terdiri dari bagian- bagian
individual yang masing- masing berdiri sendiri, sedang mereka didorong oleh
naluri- naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah
usaha manusia untuk mengadakan dan memelihara relasi- relasi timbal balik yang
mantap. Kemauan manusia mendasari masyarakat.
Berkenaan dengan kemauan itu Toennies
membedakan antara zweekwille yaitu
kemauan rasional yang hendak mencapai suatu tujuan dan triebwille yaitu dorongan batin berupa perasaan. Keduanya berasal
dari Wilhelm Wundt. Kita bicara tentang zweekwille
apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tindakan
rasional ke arah itu. Suatu no nonsense mentality menuntun orang dalam
merencanakan langkah- langkah tepat untuk mencapai tujuan itu. Misalnya di
waktu masalah transport di kota metropolitan New York di tangani pada tahun
1811, para ahli membuat suatu streetplan berdasarkan dalil geometri, bahwa
garis bujur merupakan jarak paling dekat antara dua titik. Pertimbangan non
rasional tidak dimasukkan dalam perhitungan mereka. Biasanya di bidang
ekonomi orang yang hendak mencari
keuntungan atau memberi jasa- jasa pelayanan didorong oleh zweekwille. Dalam rangka tujuan itu mereka mendirikan kongsi-
kongsi atau relasi- relasi dagang, dimana bukan relasi sendiri yang menjadi
pertimbangan melainkan tujuan yang mau dicapai melalui relasi itu.
Triebwille
mengikuti sejumlah langkah atau tindakan, yang tidak berasal dari perhitungan
akal- budi melulu, melainkan dari watak, hati, atau jiwa yang bersangkutan.
Triebwille bersumber pada selera, perasaan, kecenderungan psikis, tradisi atau
keyakinan orang. Misalnya, orang bekerja sama karena senang dengan keramaian,
atau karena ingin belajar, atau mau menolong, atau merasa diri berguna, kreatif
dan sebagainya. Pascal, seorang filsuf Perancis, pernah bekata bahwa hati
manusia mempunyai logikanya sendiri, yang sering tidak dimengerti atau mungkin
dipertanggungjawabkan oleh pikiran rasional.
Triebwille
paling menonjol dikalangan kaum petani, orang seniman, rakyat sederhana,
khusunya wanita dan generasi muda. Sedangkan zweekwille lebih menonjol dikalangan pedagang, ilmuwan dan pejabat-
pejabat. Distingsi tersebut ini langsung berpengaruh atas corak dan ciri
interaksi orang dalam kelompok atau masyarakatnya, sehingga Toennies membedakan
masyarakat kedalam dua tipe yaitu:
1. Gemeinschaft
(paguyuban)
Merupakan
bentuk kehidupan bersama dimana anggota- anggotanya diikat dalam hubungan batin
yang murni dan bersifat alamiah dan bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa
cinta dan persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana
dapat diumpamakan peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Sedangkan menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama
yang lebih bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan dihayati sebagai
tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan memperoleh
kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap penting daripada tujuan.
Spontanitas diutamakan diatas undang- undang atau keteraturan. Toennies
menyebut sebagai contoh keluarga,
lingkungan tetangga, sahabat- sahabat, serikat pertukangan dalam abad
pertengahan, gereja, desa, dan lain sebagainya. Para anggota diperstukan dan
disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan
perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup
bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa. Menurut Ferdinand
Toennies prototipe semua persekutuan hidup yang dinamakan gemeinschaft itu keluarga.
Ketiga soko guru yang menyokong gemeinschaft adalah:
a.
Gemeinschaft
by blood
Yaitu gemeinschaft yang
mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contoh: kekerabatan,
masyarakat- masyarakat suatu daerah yang terdapat di daerah lain. Seperti
ikatan mahasiswa Jambi di Yogyakarta.
b.
Gemeinschaft
of place
Yaitu gemeinschaft yang
mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga
dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh: RT dan RW.
c.
Gemeinschaft
of mind
Yaitu gemeinschaft yang
mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang sama.
2. Gesellschaft
(patembayan)
Merupakan
bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan
biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Gesellschaft bersifat sebagai suatu
bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana
dapat diumpamakan pada sebuah mesin. Sedangkan menerut Selo Soemardjan dan
Soeliman Soemardi gesellscaft merupakan tipe asosiasi dimana relasi- relasi kebersamaan dan
kebersatuan antara orang berasal dari faktor- faktor lahiriah seperti
persetujuan, peraturan, undang- undang dan sebagainya. Menurut Toennies teori
gesellschaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang yang dibentuk
atau secara buatan. Apabila dilihat secara sepintas kumpulan itu mirip dengan
gemeinschaft yaitu sejauh para individual hidup bersama dan tinggal bersama
secara damai tetapi dalam gemeinschaft mereka pada dasarnya terus bersatu
sekalipun ada faktor- faktor yang memisahkan, sedang dalam gesellschaft pada
dasarnya mereka tetap terpisah satu dari yang lain, sekalipun ada faktor- faktor
yang mempersatukan. Toennies memakai
istilah “hidup yang organis dan nyata (real)” untuk relasi- relasi yang berlaku
didalam gemeinschaft dan istilah “ struktur yang khayal dan mekanis” untuk
relasi- relasi yang berlaku di dalam gesellschaft. Namun Toennies tidak pernah
mengatakan bahwa tipe masyarakat gemeinschaft adalah (sama dengan ) organisme,
dan tipe masyarakat gesellschaft adalah (sama dengan mekanisme). Sebaliknya ia
menolak banyak ralisme maupun nominalisme, yang kedua- duanya sejak aristoteles
selalu di bandingkan oleh filsuf- filsuf dan telah menghasilakan dua gambaran
masyarkat yang ekstrem. Ia hanya bertujuan untuk melukiskan atas cara abstrak
dan dengan memakai konsep- konsep dua bentuk atau tipe kehidupan bersama yang
berbeda- beda dan merupakan dua kemungkinan abstrak.
Sebagaimana telah dikatakan oleh Cooley,
bahwa konsep- konsep egoisme dan altruisme, pilihan bebas dan kewajiban sosial,
hanya saling menolak dibidang konseptual saja, sedang dalam kenyataannya mereka
tetap terjalin menjadi satu hidup, demikian juga halnya dengan konsep- kosep
gemeinschaft dan gesellschaft. Dalam
kenyataan praktis mereka tidak saling menolak, sebab tidak mungkin ada
gemeinschaft tanpa ciri- cir gesellschaft dan tidak ada gesellschaft tanpa
ciri- ciri gemeinschaft. Misalnya, keluarga tradisional dan masyarakat
desa,yang merupakan contoh- contoh gemeinschaft tidak akan dapat bertahan
terus, seandainya tidak ada peraturan, undang- undang, sistem kepemimpinan dan
sistem peradilan. Sekalipun orangnya didorong oleh idealisme dan kemauan baik
dan menggabungkan diri kedalam suatu gemeinschaft, mereka tetap membutuhkan
beberapa kepastian yang menyangkut
rejeki dan kebutuhan lain.di pihak lain, walaupun suatu perusahaan atau administrasi
negara diatur dan diselenggarkan secara birokratis dan rasional menurut
gambaran gesellschaft, unsur- unsur manusia yang nonrasional akan tetap ikut
memainkan peran dan mempengaruhi
interaksi orang yang bersangkutan. Seandainya tidak, mereka menjadi kumpulan
robot- robot yang tidak berjiwa. Sama sebagaimana zweekwille dan triebwille
selalu terjalin.
Toennies
menegaskan, bahwa setiap relasi selalu mengungkapkan ketunggalan
dalam kebhinekaan, dan kebhinekan dalam
ketunggalannya. Hanya kalau kita membuat suatu deskripsi yang umum dan abstrak,
kita mempertentangkan unsur yang satu terhadap unsur yang lainnya. Misalnya,
kita berkata bahwa seorang seniman menharapkan penghargaan, sedang seorang
pedagang mengharapkan keuntungan. Ini suatu pertentangan abstrak dan
generalisasi. Sebab dalam kenyataan hidup kedua hal tampak dalam keadaan
tercampur. Seniman juga harus mencari uang dan si pedagang sebagai manusia juga
menginginkan penghargaan. Begitu pula
dengan kedua tipe masyarakat, mereka selalu berbentuk campuran. Pola interaksi
yang berlaku dalam gemeinschaft dan pola yang berlaku dalam gesellschaft tidak
salig menolak atau bertentangan satu sama lain. Tiap-tiap relasi mengandung dua
aspek, selalu ada dua hal yang kait mengkait dan tidak mungkin dipisahkan.
Namun demikian, dalam tipe gemeinschaft unsur hukum, peraturan, dan disiplin
kurang diperhatikan dan sama menonjol seperti dalam gesellschaft, sedang unsur
perasaan dan solidaritas, yang berasal dari penghargaan (triebwille) tidak
begitu menonjol dalam gesellschaft.