Rabu, 14 Desember 2011

Teori sosiologi klasik



MAKALAH TEORI SOSIOLOGI KLASIK
PEMIKRIAN SOSIOLOGI HERBERT SPENCER EVOLUSI MASYARAKAT DAN SUVIVAL OF THE FITTEST




Dosen Pengampu:
Nur hidayah , M.si


Disusun oleh:
1.      Rizki Petronaso         (10413244026/2010)
2.      Yunanta Saputra                  (10413244006/2010)
3.      Yuli Suarningsih       (10413244042/2010)
4.      Riski Dwi P                (10413244043/2010)

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan rahmatNya kepada kami sehinga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “pemikiran Sosiologi Herbert spencer Evolusi Masyarakat Dan Survival Of The Fittest”.
Makalah ini menjelaskan mengenai pemikiran spencer tentang evolusi masyarakat dan lahirnya darwinisme social serta memahami perbedaan masyarakat versi Spencer militant versus industrial. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada para pembaca.
Terima kasih kepada Ibu Nur Hidayah M,Si selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi kami dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik  dari pembaca sangat kami harapkan. Terimakasih.


                                                                           Yogyakarta,  15 September 2011
                                                                                                    Hormat Kami,

       Penyusun




BAB I
 PENDAHULUAN

A ) Latar Belakang Masalah
Di muka bumi ini, ada 2 aspek yang dapat kita pelajari yaitu alam dan social. Berdasarkan pemikiran Carles Darwin, yang memberikan gagasannya mengenai konsep “evolusi”. Spencerpun memberikan gagasannya mengenai evolusi yang tidak hanya pada bidang biologi saja, melainkann pada semua bidang pengetahuan lainnya.
Masyarakatpun mengalami evolusi. Kita ketahui bahwa perorangan-perorangan bergabung menjadi keluarga, keluarga bergabung menjadi kelompok, kelompok bergabung menjadi desa, desa menjadi kota, kota menjadi Negara, Negara menjadi perserikatan bangsa. Sehingga melalui tahap-tahap yang ada masyarakatpun mengalami evolusi. Evolusi ada karena lemahnya semua bidang yang sama. Misalnya sebagai perorangan saja manusia tidak mungkin bertahan. Maka,ia merasa terdorong untuk bergabung dengan orang lain, supaya ia dapat melengkapi kekurangannya. masyarakat  bergerak dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih rumit dan dari tingkat homogen ke tingkat heterogen. Sehingga masyarakat akan selalu mengalami proses evolusi social.
Oleh karena itu, evolusi tidak hanya terjadi pada aspek biologis saja, melainkan  terjadi juga pada masyarakat, yang mana teori evolusinya dipelopori oleh Herbert Spencer . Sehingga pada makalah ini kami akan mengkaji mengenai “PEMIKRIAN SOSIOLOGI HERBERT SPENCER EVOLUSI MASYARAKAT DAN SUVIVAL OF THE FITTEST”.
B ) Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pemikiran Spencer terhadap evolusi masyarakat dan lahirnya darwinisme social?
2.      Bagaimana perbedaan masyarakat versi Spencer militan dengan versi industrial?
3.      Bagaimana pemikiran nir-intervensi dan survival of the fittest?

C. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Spencer terhadap evolusi masyarakat dan lahirnya darwinisme social.
2.      Untuk mengetahui bagaimana perbedaan masyarakat versi Spencer militant dengan versi industrial.
3.      Untuk memahami bagaimana pemikiran nir-intervensi dan survival of the fittest.











BAB II
PEMBAHASAN
            A ) Biografi Herbert spencer
Herbert Spencer lahir pada tanggal 27 April 1820 di Derby Inggris. Ayah nya seorang guru bersikap amat kritis terhadap agama, hal mana meninggalkan kesan yang dalam pada anaknya. Ia melepaskan iman Kristen. Ia menjadi terkenal dan berpengaruh di dunia barat oleh ajarannya  mengenai prioritas individu atau masyarakat (Individualisme) dan prioritas ilmu pengetahuan atas agama. Diantara karangannya yang berjudul social statics (1851), dimana ia mengajarkan suatu determinisme dan liberalisme ekstrem di bidang ekonomi dan masyarakat.
Hasil karyanya yang terkenal antara lain adalah:
1.      Social statistics (1850)
2.      Principles of Psychology (1955)
3.      Principles of Biology (2 jilid,1864 dan 1961)
4.      Principles of Ethics (1893).
Secara berganti-gantian ia mengalami kritik tajam dan pujian besar dari pembacanya. Pada akhir hidupnya dia tidak lagi menerima dukungan mereka. Ia meninggal dunia di kota Bringhton pada tanggal 8 Desember 1903. Ia selalu berjuang supaya penafsiran-penafsiran keagamaan diganti dengan penafsiran yang alami dan ilmiah. Agama disetarafkan dengan keterbelakangan. Ia sendiri mengajarkan evolusi dan kemajuan. Semasa hidupnya buku “filsafat positif” dari comte disambut dengan baik di Inggris, sebab dianggap cocok dengan empirisme Francis Bacon dan John Locke, maupun dengan skeptisisme David Hume dan rakyat Inggris pada umumnya. Keadaan politik di negerinya agak tenang, sehingga penyebaran gagasan-gagasan positivisme dan raionalisme serta optimism terhadap gejala baru “industry” tidak dihambat oleh reaksi negative dan oposisi seperti halnya di negeri perancis. Spencer senantiasa mendesak supaya semua fenomin social ditangani dan dipelihara secara ilmiah.
B) Pemikiran Spencer mengenai evolusi masyarakat
Di waktu spencer belajar tentang gagasan Darwin ia bertekad untuk mengenakan prinsip evolusi yang tidak hanya pada bidang biologi, melainkan pada semua bidang pengetahuan lainnya. Proses evolusi masyarakat berawal dari  perorangan bergabung menjadi keluarga, keluarga bergabung menjadi kelompok, kelompok bergabung menjadi desa, desa menjadi kota, kota menjadi Negara, Negara menjadi perserikatan bangsa-bangsa.
Dalam bukunya yang berjudul first principles(1862) ia mengatakan bahwa kita harus bertitik tolak dari The low of the persistence of force yaitu perinsip ketahanan kekuatan. Artinya siapa yang kuat dialah yang menang dalam masyarakat. Teori spencer mengenai evolusi masyarakat merupakan bagian dari teorinya yang lebih umum mengenai evolusi seluruh jagat raya. Dalam bukunya social statics masyarakat disamakan dengan suatu organisme. Maksud spencer mengatakan bahwa masyarakat adalah organisme itu, dalam arti positivistis dan deterministis. Semua gejala social diterangkan berdasarkan suatu penentuan oleh hukum alam. Hukum yang memerintah atas proses pertumbuhan fisik badan manusia, memerintah juga atas proses evolusi social.
Menurut Spencer, masyarakat adalah organisme yang berdiri sendiri dan berevolusi sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan dibawah kuasa suatu hukum. Latar belakang dari adanya gerak evolusi ini ialah lemahnya semua benda yang serba sama. Misalnya, dalam keadaan sendirian atau sebagai perorangan saja manusia tidak mungkin bertahan. Maka ia merasa diri didorong dari dalam untuk bergabung dengan orang lain, supaya dengan berbuat demikian ia akan dapat melengkapi kekurangannya.

Spencer membedakan empat tahap evolusi masyarakat:
a)      Tahap penggandaan atau pertambahan
Baik tiap-tiap mahluk individual maupun tiap-tiap orde social dalam keseluruhannya selalu bertumbuh dan bertambah
b)      Tahap kompleksifikasi
Salah satu akibat proses pertambahan adalah makin rumitnya struktur organisme yang bersangkutan. Struktur keorganisasian makin lama makin kompleks.
c)      Tahap Pembagian atau Diferensiasi
Evolusi masyarakat juga menonjolkan pembagian tugas atau fungsi, yang semakin berbeda-beda. Pembagian kerja menghasilkan pelapisan social (Stratifikasi). Masyarakat menjadi terbagi kedalam kelas-kelas social.
d)      Tahap pengintegrasian
Dengan mengingat bahwa proses diferensiasi mengakibatkan bahaya perpecahan, maka kecenderungan negative ini perlu dibendung dan diimbangi oleh proses yang mempersatukan. Pengintegrasian ini juga merupakan tahap dalam proses evolusi, yang bersifat alami dan spontan-otomatis. Manusia sendiri tidak perlu mengambil inisiatif atau berbuat sesuatu untuk mencapai integrasi ini. Sebaiknya ia tinggal pasif saja, supaya hukum evolusi dengan sendirinya menghasilkan keadaan kerjasama yang seimbang itu. Proses pengintegrasian masyarakat berlangsung seperti halnya dengan proses pengintegrasian antara anggota-anggota badan fisik Indonesia.



C) Lahirnya Darwinisme Sosial
 Pada tahun 1859 Charles Darwin (1809 – 1882) menerbitkan buku yang berjudul On the Origin of Species, atau the Preservation of Favoured Races in the Struggle for  Life yang membahas proses evolusi organism-organisme fisik. Konsep-konsep yang amat berpengaruh atas Darwinisme Sosial.
Pandangan Herbert Spencer dalam evolusi sosial terkenal dengan sebutan Darwinisme Sosial atau Social Darwinism. Herbert Spencer melihat ada kesamaan dalam teori evolusi darwin maka kadang manusia disebutnya sebagai organisme. Darwinisme Sosial menggambarkan bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara evolusioner (lama) yang dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh perilaku manusia
Darwinisme Sosial dapat digolongkan ke dalam empat kelas, yaitu teori naluri, teori ras, teori determinisme, dan teori evolusi.
1.      Teori naluri
Menurut teori ini, kesatuan masyarakat dan koherensinya disebabkan oleh suatu kecenderungan biologis didalam diri manusia, yaitu suatu naluri social yang disebut herd instinct atau gregarious instinct (naluri kelompok) yang membuat manusai mengakui dan menyukai teman-teman sesama. Struggle for life senantiasa menonjol. Ia merasa diri mereka terancam oleh orang lain yang hendak memakai dia demi bisa bertahan hidup. Keadaan ini telah menyebabkan bahwa oleh alam sendiri membentuk badan fisik dan badan sosial.
2.       Teori Ras
Ludwig Gumplowicz (1838-1909), kelahiran Polandia dan merupakan seorang Yahudi yang dibesarkan dalam kancah dan suasana konflik antara golongan. Teorinya adalah teori perang, ia yakin bahwa telah menemukan didalam Darwinisme yang menyikap seluruh sejarah. Darwin telah membuktikan adanya evolusi biologis yang melalui tahap-tahap seleksi dan adaptasi. Teori ini diterapkan Gumplowicz pada sejarah yang sejarah adalah proses seleksi yang terus menerus, dimana golongan yang palig sehat dan kuat pada akhirnya selalu menang.
Negara-negara modern didirikan atas dasar bahasa dan agama. Jadi yang disebut bangsa merupakan kesatuan budaya, hal ini tidak terlalu konsisten dengan teorinya yang menerangkan kehidupan merupakan hasil hokum alam yaitu hasil konfrontasi. Jadi kita dapat menarik kesimpulan pada akhir hidup Gumplowicz pada akhirnya sedikit memperbaiki pandangan masyarakat yang Darwinistis dan telah mulai merintis suatu pandangan yang bercirikan budaya.
3.      Teori Determinisme
Diantara banyak teori monokausal yang bermaksud untuk mengembalikan seluruh kehidupan social kepada suatu faktor penyebab, teori determinisme Frederic Le Play (1806-1882) pantas kita perhatikan. Le Play kelahiran perancis dan seoarang insinyur pertambangan, sejak masa mudanya menaruh minat besar terhadap masalah adat dan nilai-nilai budaya terdisional. Sama seperti Comte, ia juga menginginkan memulihkan keadaan ketertiban dalam negerinya. Namun ia menghadapi masalah bagaimana cara mengembalikan orang-orang merasa aman., sama seperti Comte ia berpendapat jawaban atas masalah itu adalah menyakut keluarga. Struktur keluarga dan pola relasi-relasi kekeluargaan lagsung menentukan apakah masyarakat terdiri bukan dari individu-individu melainkan dari keluarga-keluarga.
Ia membedakan tiga tipe keluarga yang bersifat dasar. Pertama tipe famili patriarkal yang kokoh dan fungsional bagi masyarakat-masyarkat pengembala. Tipe Kedua ialah famili tidak stabil yang mirip dengan keluarga yang sekarang disebut keluarga inti. Tipe ini agak goyah karena kurang berdaya dalam menghadap kesulitan ekonomi. Umumnya tipe ini dijumpai dikalangan kaum buruh industry tetapi juga dikalangan kelas tinggi sebagai akibat hokum waris. Tipe ketiga yang disebut family pangkal ( stem family atau famille souche) merupakan semacam keluraga patriarchal dimana hanya ada satu orang ahli waris yang tinggal menetap di rumahyang lain menerima mas kawin supaya dapat menetap ditempat lain. Namun demikian bagi mereka juga rumah orang tua merupakan pusat seremonial atau rumah adat, dimana mereka berkumpul pada kesempatan tertentu.
4. Teori-teori evolusi
    Terlebih dahulu kita harus membedakan konsep-konsep evolusi , pembangunan (development), dan kemajuan (progress) . Kalau kata memakai konsep evolusi , kita menoleh ke belakang, yaitu ke suatu keadaan dahulu, lalu menelusuri tahap-tahap pendahuluan yang telah dilalui sebelum sampai kepada keadaan sekarang.
      Di bawah ini kita akan meninjau tiga teori evolusi dari abad lampau, yaitu evolusionisme, involusionisme, dan teori sinkretistis.

a.      Evolusionisme
     Dalam arti kata yang sempit evolusionisme berarti proses peningkatan ke arah tercapainya keadaan yang lebih sempurna. Istilahnya mengungkapkan nada harapan dan optimisme. Sebagai contoh kami menyebut nama Leonard T. Hobhouse (1864-1929). Ia telah mengarang antara lain Mind and Evolution. Morals and Evolution (1906) dan Social Development (1924). Dari segi Sosiologi buku terakhir ini penting. Ia menolak teori evolusi ekstrem yang langsung menerapkan konsep-konsep Darwin. Ia berpendapat bahwa teori evolusi yang ekstrem tidak mungkin menghasilkan pengertian baik tentang masyarakat. Sebaliknya pengertian dikaburkan! Itu sebabnya Hobhouse mencoba untuk menyususn sejumlah ukuran atau indicator obyektif bagi evolsi suatu masyarakat.


b.      Involusionisme
     Kata ”involusi” berarti kemunduran. Jadi Involusionisme adalah ajaran, bahwa manusia mengalami kemunduran. Caranya ia memecahkan masalah kehidupan dan kebudayaannya tidak senantiasa menunjukan kemajuan yang teru-menerus.
Sosiolog Prancis, yang bernama Vacher de Lapouge, dalam bukunya Les Selections Sociales mengatakan, bahwa proses pembudayaan semakin menjauhkan dan mengasingkan manusia dari alam. Terpengaruh oleh Rousseau dan pengikutnya dari zaman Romantik dan program mereka berupa “kembalilah kepada alam!” ia mengajar bahwa alam berarti “evolusi’ , sedangkan kebudayaan berarti “involusi”. Pada pokoknya tiap-tiap kebudayaan bersifat antisosial. Kebudayaan tidak mengejewantahkan sosialitas manusia dan tidak merupakan tanda kebebasannya dan kehormatannya. Sebaliknya, kebudayaan menghambat dan merusak tiap-tiap evolusi dan perkembangan yang sejati.

c.       Teori-teori sinkretistis
Nicholas Danilevski (1822-1885), seorang Rusia, pada tahun 1869 menerbitkan buku yang berjudul Russia dan Europa. Ia menyebut tiga peradaban besar dalam sejarah dunia, yang masing-masing pernah mempunyai riwayat hidup yang kuranglebih sama dengan hidupnya organisme, yaitu masa muda, masa dewasa, dan masa runtuh. Tiap-tiap perbedaan mengembangkan ciri-cirinya yang unik dan istimewa di waktu mereka dewasa. Misalnya, masyarakat Yunani menjadi unik di bidang kesenian dan filsafat, masyarakat Romawi di bidang hukum dan organisasi politik.

D) Perbedaan masyarakat versi Spencer militant versi industrial
Spencer juga membuat pengelompokan tipe-tipe masyarakat berdasarkan ciri-ciri mereka. Ia membedakan antara dua bentuk kehidupan bersama, yakni masyarakat militaristis dan masyarakat industry. Dalam masyarakat militaristis orang bersikap agresif, Mereka lebih suka merampas saja daripada bekerja produktif untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kepemimpinan atas tipe masyarakat ini berada ditangan orang yang kuat dan mahir di bidang peperangan atau pertempuran. Ia mempertahankan kekuasaanya dengan tangan besi, senjata dan melalui takhayul.
Masyarakat industry adalah masyarakat dimana kerja produktif dengan cara damai diutamakan di atas ekspedisi-ekspedisi perang. Spencer memakai kata “industry” bukan untuk tekhnologi melainkan dalam arti kerja sama spontan bebas demi tujuan daamai. Cirri-cirinya adalah demokrasi, adanya kontrak kerja yang mengganti sistem budak, liberali9sme dalam hal memilih agama, ada otonomi individu. Spencer berpendapat bahwa evolusi masyarakat industry ada kaitanya dengan sel-sel kelamin manusia yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan dan peningkatan mutu. Menurut  hemat spencer, kedua tipe masyarakat bertentangan satu terhadap yang lain dalam arti bahwa mereka saling menolak. Dengan teori ini Spencer menjadi penyambung lidahzaman yang amat optimism terhadap iktikad baik individu. Dalam bukunya The Man Versus the state Spencer menarik beberapa kesimpulan dari thesisnya, bahwa masyarakat industry harus di lihat sebagai pembebasan manusia dari cengkeraman Negara dan agama, yang kedua-duanya bersifat absolutistis.

E) Pemikiran tentang nir-intervensi dan survival of the fittest
Pada tahun 1850 Herbert Spencer mengenalkan Survival of The Fittest dalam buku Sosial Static, dia yakin bahwa kekuatan power hidup manusia adalah sarana untul menghadapi ujian hidup serta menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan social maupun fisik. Seleksi alam ‘yang kuatlah yang menang’ menjadi prasyaarat manusia menuju puncak kesempurnaan dan kebahagiaan.
Survival oh The Fittest merupakan istilah yang digunakan oleh Spencer untuk menunjuk pada perubahan yang terjadi di dalam dunia sosial. Dalam hal ini ungkapan tersebut sebenarnya digunakan untuk menunjuk pada proses seleksi alam, akan tetapi Spencer menerima pandangan seleksi alam juga terjadi di dalam dunia social. Spencer menerima pandangan ini karena ia merupakan seorang Darwinis sosial. Jadi ia meyakini pandangan evolusi bahwa dunia tumbuh semakin baik. Dengan demikian, dunia harus dibiarkan begitu saja; campur tangan pihak luar akan memperburuk situasi ini. Jadi jika tidak dihambat oleh intervensi eksternal, orang yang kuat akan bertahan hidup dan berkembang biak, sementara yang lemah pada akhirnya akan punah.
Darwinisme sosial menggambarkan bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara evolusioner (lama) yang dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh perilaku manusia. Individu menjadi poros utama perubahan. Meski masyarakat dapat dianalisis secara struktural, namun individu pribadi adalah dasar dari struktur social, karena Spencer memandang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai hakikat manusia secara inkoporatif. Struktur social dibangun untuk memenuhi keperluan anggotanya. Teori Spencer mengedepankan perjuangan hidup dan karenanya sangat cocok dengan perkembangan kapitalisme, liberalisme, dan individualisme.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Spencer, masyarakat adalah organisme, yang berdiri sendiri dan berevolusi sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan dibawah kuasa suatu hukum. Sebagaimana Comte membedakan tiga tahap evolusi, Spencer membedakan empat tahap dalam proses penggabungan meteri. Tahap pertama penggadaan atau pertambahan, tahap kedua tahap kompleksifikasi, tahap ketiga tahap pembagian atau diferensiasi, tahap keempat adalah tahap pengintegrasian.
 Spencer membuat suatu pengelompokan tipe-tipe masyarakat militaristis dan masyarakat industry. Dalam masyarakat militaristis orang bersikap agresif. Mereka lebih suka merampas saja daripada bekerja produktif untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kepemimpinan atas tipe masyarakat ini berada ditangan orang yang kuat dan mahir di bidang peperangan. Sedangkan masyarakat industry adalah masyarakat dimana kerja produktif dengan cara damai diutamakan di atas ekspedisi-ekspedisi perang. Spencer memakai kata “industry” bukan untuk tekhnologi melainkan dalam arti kerja sama spontan bebas demi tujuan damai. Ciri-cirinya adalah demokrasi, adanya kontrak kerja yang mengganti sistem budak, liberalisme dalam hal memilih agama, ada otonomi individu.





DAFTAR PUSTAKA
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2011. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Veenger, KJ. 1985. Realitas Sosial. Jakarta: PT Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar