MAKALAH
TEORI SOSIOLOGI KLASIK
PEMIKRIAN
SOSIOLOGI HERBERT SPENCER EVOLUSI MASYARAKAT DAN SUVIVAL OF THE FITTEST
Dosen
Pengampu:
Nur
hidayah , M.si
Disusun oleh:
1. Rizki
Petronaso (10413244026/2010)
2. Yunanta
Saputra (10413244006/2010)
3. Yuli
Suarningsih (10413244042/2010)
4. Riski
Dwi P (10413244043/2010)
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahan rahmatNya kepada kami sehinga kami bisa menyelesaikan makalah
dengan judul “pemikiran Sosiologi Herbert
spencer Evolusi Masyarakat Dan Survival Of The Fittest”.
Makalah
ini menjelaskan mengenai pemikiran spencer tentang evolusi masyarakat dan
lahirnya darwinisme social serta memahami perbedaan masyarakat versi Spencer
militant versus industrial. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan pada para pembaca.
Terima
kasih kepada Ibu Nur Hidayah M,Si selaku dosen pembimbing yang telah
mendampingi kami dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan.
Terimakasih.
Yogyakarta, 15 September 2011
Hormat Kami,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A ) Latar Belakang Masalah
Di
muka bumi ini, ada 2 aspek yang dapat kita pelajari yaitu alam dan social.
Berdasarkan pemikiran Carles Darwin, yang memberikan gagasannya mengenai konsep
“evolusi”. Spencerpun memberikan gagasannya mengenai evolusi yang tidak hanya
pada bidang biologi saja, melainkann pada semua bidang pengetahuan lainnya.
Masyarakatpun
mengalami evolusi. Kita ketahui bahwa perorangan-perorangan bergabung menjadi
keluarga, keluarga bergabung menjadi kelompok, kelompok bergabung menjadi desa,
desa menjadi kota, kota menjadi Negara, Negara menjadi perserikatan bangsa. Sehingga
melalui tahap-tahap yang ada masyarakatpun mengalami evolusi. Evolusi ada
karena lemahnya semua bidang yang sama. Misalnya sebagai perorangan saja
manusia tidak mungkin bertahan. Maka,ia merasa terdorong untuk bergabung dengan
orang lain, supaya ia dapat melengkapi kekurangannya. masyarakat
bergerak dari tingkat yang sederhana ke
tingkat yang lebih rumit dan dari tingkat homogen ke tingkat heterogen. Sehingga
masyarakat akan selalu mengalami proses evolusi social.
Oleh karena itu,
evolusi tidak hanya terjadi pada aspek biologis saja, melainkan terjadi juga pada masyarakat, yang mana teori
evolusinya dipelopori oleh Herbert Spencer . Sehingga pada makalah ini kami
akan mengkaji mengenai “PEMIKRIAN SOSIOLOGI HERBERT SPENCER
EVOLUSI MASYARAKAT DAN SUVIVAL OF THE FITTEST”.
B ) Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pemikiran Spencer terhadap evolusi masyarakat dan lahirnya darwinisme social?
2. Bagaimana
perbedaan masyarakat versi Spencer militan dengan versi industrial?
3. Bagaimana
pemikiran nir-intervensi dan survival of the fittest?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui bagaimana pemikiran Spencer terhadap evolusi masyarakat dan lahirnya
darwinisme social.
2. Untuk
mengetahui bagaimana perbedaan masyarakat versi Spencer militant dengan versi
industrial.
3. Untuk
memahami bagaimana pemikiran nir-intervensi dan survival of the fittest.
BAB II
PEMBAHASAN
A ) Biografi Herbert spencer
Herbert
Spencer lahir pada tanggal 27 April 1820 di Derby Inggris. Ayah nya seorang
guru bersikap amat kritis terhadap agama, hal mana meninggalkan kesan yang
dalam pada anaknya. Ia melepaskan iman Kristen. Ia menjadi terkenal dan
berpengaruh di dunia barat oleh ajarannya
mengenai prioritas individu atau masyarakat (Individualisme) dan
prioritas ilmu pengetahuan atas agama. Diantara karangannya yang berjudul social statics (1851), dimana ia
mengajarkan suatu determinisme dan liberalisme ekstrem di bidang ekonomi dan
masyarakat.
Hasil
karyanya yang terkenal antara lain adalah:
1.
Social
statistics (1850)
2.
Principles
of Psychology (1955)
3.
Principles
of Biology (2 jilid,1864 dan 1961)
4.
Principles
of Ethics (1893).
Secara
berganti-gantian ia mengalami kritik tajam dan pujian besar dari pembacanya. Pada
akhir hidupnya dia tidak lagi menerima dukungan mereka. Ia meninggal dunia di
kota Bringhton pada tanggal 8 Desember 1903. Ia selalu berjuang supaya
penafsiran-penafsiran keagamaan diganti dengan penafsiran yang alami dan
ilmiah. Agama disetarafkan dengan keterbelakangan. Ia sendiri mengajarkan
evolusi dan kemajuan. Semasa hidupnya buku “filsafat positif” dari comte
disambut dengan baik di Inggris, sebab dianggap cocok dengan empirisme Francis
Bacon dan John Locke, maupun dengan skeptisisme David Hume dan rakyat Inggris
pada umumnya. Keadaan politik di negerinya agak tenang, sehingga penyebaran
gagasan-gagasan positivisme dan raionalisme serta optimism terhadap gejala baru
“industry” tidak dihambat oleh reaksi
negative dan oposisi seperti halnya di negeri perancis. Spencer senantiasa
mendesak supaya semua fenomin social ditangani dan dipelihara secara ilmiah.
B) Pemikiran Spencer mengenai
evolusi masyarakat
Di
waktu spencer belajar tentang gagasan Darwin ia bertekad untuk mengenakan
prinsip evolusi yang tidak hanya pada bidang biologi, melainkan pada semua
bidang pengetahuan lainnya. Proses evolusi masyarakat berawal dari perorangan bergabung menjadi keluarga,
keluarga bergabung menjadi kelompok, kelompok bergabung menjadi desa, desa
menjadi kota, kota menjadi Negara, Negara menjadi perserikatan bangsa-bangsa.
Dalam
bukunya yang berjudul first principles(1862)
ia mengatakan bahwa kita harus bertitik tolak dari The low of the persistence of force yaitu perinsip ketahanan
kekuatan. Artinya siapa yang kuat dialah yang menang dalam masyarakat. Teori
spencer mengenai evolusi masyarakat merupakan bagian dari teorinya yang lebih
umum mengenai evolusi seluruh jagat raya. Dalam bukunya social statics masyarakat disamakan dengan suatu organisme. Maksud spencer mengatakan
bahwa masyarakat adalah organisme itu, dalam arti positivistis dan
deterministis. Semua gejala social diterangkan berdasarkan suatu penentuan oleh
hukum alam. Hukum yang memerintah atas proses pertumbuhan fisik badan manusia,
memerintah juga atas proses evolusi social.
Menurut
Spencer, masyarakat adalah organisme yang berdiri sendiri dan berevolusi
sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan dibawah kuasa
suatu hukum. Latar belakang dari adanya gerak evolusi ini ialah lemahnya semua
benda yang serba sama. Misalnya, dalam keadaan sendirian atau sebagai
perorangan saja manusia tidak mungkin bertahan. Maka ia merasa diri didorong
dari dalam untuk bergabung dengan orang lain, supaya dengan berbuat demikian ia
akan dapat melengkapi kekurangannya.
Spencer
membedakan empat tahap evolusi masyarakat:
a)
Tahap penggandaan atau pertambahan
Baik tiap-tiap mahluk
individual maupun tiap-tiap orde social dalam keseluruhannya selalu bertumbuh
dan bertambah
b) Tahap
kompleksifikasi
Salah satu akibat
proses pertambahan adalah makin rumitnya struktur organisme yang bersangkutan.
Struktur keorganisasian makin lama makin kompleks.
c)
Tahap Pembagian atau Diferensiasi
Evolusi masyarakat juga
menonjolkan pembagian tugas atau fungsi, yang semakin berbeda-beda. Pembagian
kerja menghasilkan pelapisan social (Stratifikasi). Masyarakat menjadi terbagi
kedalam kelas-kelas social.
d)
Tahap pengintegrasian
Dengan mengingat bahwa proses
diferensiasi mengakibatkan bahaya perpecahan, maka kecenderungan negative ini
perlu dibendung dan diimbangi oleh proses yang mempersatukan. Pengintegrasian
ini juga merupakan tahap dalam proses evolusi, yang bersifat alami dan
spontan-otomatis. Manusia sendiri tidak perlu mengambil inisiatif atau berbuat
sesuatu untuk mencapai integrasi ini. Sebaiknya ia tinggal pasif saja, supaya
hukum evolusi dengan sendirinya menghasilkan keadaan kerjasama yang seimbang itu.
Proses pengintegrasian masyarakat berlangsung seperti halnya dengan proses
pengintegrasian antara anggota-anggota badan fisik Indonesia.
C) Lahirnya Darwinisme
Sosial
Pada tahun 1859 Charles Darwin (1809 – 1882)
menerbitkan buku yang berjudul On the Origin of Species, atau the Preservation
of Favoured Races in the Struggle for
Life yang membahas proses evolusi organism-organisme fisik.
Konsep-konsep yang amat berpengaruh atas Darwinisme Sosial.
Pandangan Herbert Spencer dalam
evolusi sosial terkenal dengan sebutan Darwinisme Sosial atau Social
Darwinism. Herbert Spencer melihat ada kesamaan dalam teori evolusi
darwin maka kadang manusia disebutnya sebagai organisme. Darwinisme
Sosial menggambarkan bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara
evolusioner (lama) yang dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh
perilaku manusia
Darwinisme
Sosial dapat digolongkan ke dalam empat kelas, yaitu teori naluri, teori ras,
teori determinisme, dan teori evolusi.
1. Teori
naluri
Menurut
teori ini, kesatuan masyarakat dan koherensinya disebabkan oleh suatu
kecenderungan biologis didalam diri manusia, yaitu suatu naluri social yang
disebut herd instinct atau gregarious instinct (naluri kelompok) yang membuat
manusai mengakui dan menyukai teman-teman sesama. Struggle for life senantiasa
menonjol. Ia merasa diri mereka terancam oleh orang lain yang hendak memakai
dia demi bisa bertahan hidup. Keadaan ini telah menyebabkan bahwa oleh alam
sendiri membentuk badan fisik dan badan sosial.
2. Teori Ras
Ludwig
Gumplowicz (1838-1909), kelahiran Polandia dan merupakan seorang Yahudi yang
dibesarkan dalam kancah dan suasana konflik antara golongan. Teorinya adalah
teori perang, ia yakin bahwa telah menemukan didalam Darwinisme yang menyikap
seluruh sejarah. Darwin telah membuktikan adanya evolusi biologis yang melalui
tahap-tahap seleksi dan adaptasi. Teori ini diterapkan Gumplowicz pada sejarah
yang sejarah adalah proses seleksi yang terus menerus, dimana golongan yang
palig sehat dan kuat pada akhirnya selalu menang.
Negara-negara
modern didirikan atas dasar bahasa dan agama. Jadi yang disebut bangsa
merupakan kesatuan budaya, hal ini tidak terlalu konsisten dengan teorinya yang
menerangkan kehidupan merupakan hasil hokum alam yaitu hasil konfrontasi. Jadi
kita dapat menarik kesimpulan pada akhir hidup Gumplowicz pada akhirnya sedikit
memperbaiki pandangan masyarakat yang Darwinistis dan telah mulai merintis
suatu pandangan yang bercirikan budaya.
3. Teori
Determinisme
Diantara
banyak teori monokausal yang bermaksud untuk mengembalikan seluruh kehidupan
social kepada suatu faktor penyebab, teori determinisme Frederic Le Play
(1806-1882) pantas kita perhatikan. Le Play kelahiran perancis dan seoarang
insinyur pertambangan, sejak masa mudanya menaruh minat besar terhadap masalah
adat dan nilai-nilai budaya terdisional. Sama seperti Comte, ia juga
menginginkan memulihkan keadaan ketertiban dalam negerinya. Namun ia menghadapi
masalah bagaimana cara mengembalikan orang-orang merasa aman., sama seperti
Comte ia berpendapat jawaban atas masalah itu adalah menyakut keluarga.
Struktur keluarga dan pola relasi-relasi kekeluargaan lagsung menentukan apakah
masyarakat terdiri bukan dari individu-individu melainkan dari
keluarga-keluarga.
Ia
membedakan tiga tipe keluarga yang bersifat dasar. Pertama tipe famili patriarkal yang kokoh dan fungsional bagi
masyarakat-masyarkat pengembala. Tipe
Kedua ialah famili tidak stabil yang mirip dengan keluarga yang sekarang
disebut keluarga inti. Tipe ini agak goyah karena kurang berdaya dalam
menghadap kesulitan ekonomi. Umumnya tipe ini dijumpai dikalangan kaum buruh
industry tetapi juga dikalangan kelas tinggi sebagai akibat hokum waris. Tipe ketiga yang disebut family pangkal
( stem family atau famille souche) merupakan semacam keluraga patriarchal
dimana hanya ada satu orang ahli waris yang tinggal menetap di rumahyang lain
menerima mas kawin supaya dapat menetap ditempat lain. Namun demikian bagi mereka
juga rumah orang tua merupakan pusat seremonial atau rumah adat, dimana mereka
berkumpul pada kesempatan tertentu.
4. Teori-teori
evolusi
Terlebih dahulu kita harus
membedakan konsep-konsep evolusi , pembangunan (development), dan kemajuan (progress) . Kalau kata memakai
konsep evolusi , kita menoleh ke belakang, yaitu ke suatu keadaan dahulu, lalu
menelusuri tahap-tahap pendahuluan yang telah dilalui sebelum sampai kepada
keadaan sekarang.
Di bawah ini kita akan meninjau
tiga teori evolusi dari abad lampau, yaitu evolusionisme, involusionisme, dan
teori sinkretistis.
a.
Evolusionisme
Dalam arti kata yang sempit
evolusionisme berarti proses peningkatan ke arah tercapainya keadaan yang lebih
sempurna. Istilahnya mengungkapkan nada harapan dan optimisme. Sebagai contoh
kami menyebut nama Leonard T. Hobhouse (1864-1929). Ia
telah mengarang antara lain Mind and Evolution. Morals and Evolution (1906) dan
Social Development (1924). Dari segi Sosiologi buku terakhir ini penting. Ia
menolak teori evolusi ekstrem yang langsung menerapkan konsep-konsep Darwin. Ia
berpendapat bahwa teori evolusi yang ekstrem tidak mungkin menghasilkan
pengertian baik tentang masyarakat. Sebaliknya pengertian dikaburkan! Itu
sebabnya Hobhouse mencoba untuk menyususn sejumlah ukuran atau indicator
obyektif bagi evolsi suatu masyarakat.
b.
Involusionisme
Kata ”involusi” berarti
kemunduran. Jadi Involusionisme adalah ajaran, bahwa manusia mengalami
kemunduran. Caranya ia memecahkan masalah kehidupan dan kebudayaannya tidak
senantiasa menunjukan kemajuan yang teru-menerus.
Sosiolog Prancis, yang bernama Vacher de Lapouge, dalam bukunya Les
Selections Sociales mengatakan, bahwa proses pembudayaan semakin menjauhkan dan
mengasingkan manusia dari alam. Terpengaruh oleh Rousseau dan pengikutnya dari
zaman Romantik dan program mereka berupa “kembalilah kepada alam!” ia mengajar
bahwa alam berarti “evolusi’ , sedangkan kebudayaan berarti “involusi”. Pada
pokoknya tiap-tiap kebudayaan bersifat antisosial. Kebudayaan tidak
mengejewantahkan sosialitas manusia dan tidak merupakan tanda kebebasannya dan
kehormatannya. Sebaliknya, kebudayaan menghambat dan merusak tiap-tiap evolusi
dan perkembangan yang sejati.
c.
Teori-teori sinkretistis
Nicholas Danilevski (1822-1885), seorang
Rusia, pada tahun 1869 menerbitkan buku yang berjudul Russia dan Europa. Ia
menyebut tiga peradaban besar dalam sejarah dunia, yang masing-masing pernah
mempunyai riwayat hidup yang kuranglebih sama dengan hidupnya organisme, yaitu
masa muda, masa dewasa, dan masa runtuh. Tiap-tiap perbedaan mengembangkan
ciri-cirinya yang unik dan istimewa di waktu mereka dewasa. Misalnya,
masyarakat Yunani menjadi unik di bidang kesenian dan filsafat, masyarakat
Romawi di bidang hukum dan organisasi politik.
D) Perbedaan masyarakat
versi Spencer militant versi industrial
Spencer
juga membuat pengelompokan tipe-tipe masyarakat berdasarkan ciri-ciri mereka.
Ia membedakan antara dua bentuk kehidupan bersama, yakni masyarakat
militaristis dan masyarakat industry. Dalam masyarakat militaristis orang
bersikap agresif, Mereka lebih suka merampas saja daripada bekerja produktif
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kepemimpinan atas tipe masyarakat ini berada
ditangan orang yang kuat dan mahir di bidang peperangan atau pertempuran. Ia
mempertahankan kekuasaanya dengan tangan besi, senjata dan melalui takhayul.
Masyarakat
industry adalah masyarakat dimana kerja produktif dengan cara damai diutamakan
di atas ekspedisi-ekspedisi perang. Spencer memakai kata “industry” bukan untuk
tekhnologi melainkan dalam arti kerja sama spontan bebas demi tujuan daamai.
Cirri-cirinya adalah demokrasi, adanya kontrak kerja yang mengganti sistem
budak, liberali9sme dalam hal memilih agama, ada otonomi individu. Spencer
berpendapat bahwa evolusi masyarakat industry ada kaitanya dengan sel-sel
kelamin manusia yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan dan peningkatan
mutu. Menurut hemat spencer, kedua tipe
masyarakat bertentangan satu terhadap yang lain dalam arti bahwa mereka saling
menolak. Dengan teori ini Spencer menjadi penyambung lidahzaman yang amat
optimism terhadap iktikad baik individu. Dalam bukunya The Man Versus the state
Spencer menarik beberapa kesimpulan dari thesisnya, bahwa masyarakat industry
harus di lihat sebagai pembebasan manusia dari cengkeraman Negara dan agama,
yang kedua-duanya bersifat absolutistis.
E) Pemikiran tentang nir-intervensi
dan survival of the fittest
Pada
tahun 1850 Herbert Spencer mengenalkan Survival
of The Fittest dalam buku Sosial
Static, dia yakin bahwa kekuatan power hidup manusia adalah sarana untul
menghadapi ujian hidup serta menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
social maupun fisik. Seleksi alam ‘yang
kuatlah yang menang’ menjadi prasyaarat manusia menuju puncak kesempurnaan
dan kebahagiaan.
Survival oh The Fittest
merupakan istilah yang digunakan oleh Spencer untuk menunjuk pada perubahan
yang terjadi di dalam dunia sosial. Dalam hal ini ungkapan tersebut sebenarnya
digunakan untuk menunjuk pada proses seleksi alam, akan tetapi Spencer menerima
pandangan seleksi alam juga terjadi di dalam dunia social. Spencer menerima
pandangan ini karena ia merupakan seorang Darwinis sosial. Jadi ia meyakini
pandangan evolusi bahwa dunia tumbuh semakin baik. Dengan demikian, dunia harus
dibiarkan begitu saja; campur tangan pihak luar akan memperburuk situasi ini. Jadi
jika tidak dihambat oleh intervensi eksternal, orang yang kuat akan bertahan
hidup dan berkembang biak, sementara yang lemah pada akhirnya akan punah.
Darwinisme
sosial menggambarkan bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara
evolusioner (lama) yang dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh
perilaku manusia. Individu menjadi poros utama perubahan. Meski masyarakat
dapat dianalisis secara struktural, namun individu pribadi adalah dasar dari
struktur social, karena Spencer memandang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai
hakikat manusia secara inkoporatif. Struktur social dibangun untuk memenuhi
keperluan anggotanya. Teori Spencer mengedepankan perjuangan hidup dan
karenanya sangat cocok dengan perkembangan kapitalisme, liberalisme, dan
individualisme.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut
Spencer, masyarakat adalah organisme, yang berdiri sendiri dan berevolusi
sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan dibawah kuasa
suatu hukum. Sebagaimana Comte membedakan tiga tahap evolusi, Spencer
membedakan empat tahap dalam proses penggabungan meteri. Tahap pertama
penggadaan atau pertambahan, tahap kedua tahap kompleksifikasi, tahap ketiga
tahap pembagian atau diferensiasi, tahap keempat adalah tahap pengintegrasian.
Spencer membuat suatu pengelompokan tipe-tipe
masyarakat militaristis dan masyarakat industry. Dalam masyarakat militaristis
orang bersikap agresif. Mereka lebih suka merampas saja daripada bekerja
produktif untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kepemimpinan atas tipe masyarakat
ini berada ditangan orang yang kuat dan mahir di bidang peperangan. Sedangkan
masyarakat industry adalah masyarakat dimana kerja produktif dengan cara damai
diutamakan di atas ekspedisi-ekspedisi perang. Spencer memakai kata “industry”
bukan untuk tekhnologi melainkan dalam arti kerja sama spontan bebas demi
tujuan damai. Ciri-cirinya adalah demokrasi, adanya kontrak kerja yang
mengganti sistem budak, liberalisme dalam hal memilih agama, ada otonomi
individu.
DAFTAR PUSTAKA
Ritzer,
George dan Douglas J. Goodman. 2011. Teori
Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Soekanto,
Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Veenger,
KJ. 1985. Realitas Sosial. Jakarta:
PT Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar